Bingung

Rabu, 02 Desember 2009

Oleh : Najwan A. Shamad.

Dalam perjalanan waktu yang kian menyempit
tertatih-tatih melompati kepastian yang kabur
untuk segeming asa yang menggelembung
Lobang yang menganga dibawah jalan
Adalah bumerang yang sedang melayang
semua tak terkepalakan oleh mereka yang sedang berburu
oleh mereka yang berpacu dalam waktu yang melingkar
oleh mereka yang lapar dengan tahta buwana

Setiap gerak mereka lumuri dengan janji manis
hambar menyesakkan dada
Setiap kata yang terucap adalah harapan
mempesona kelaparan dan kekeringan logika
Setiap denyut darah adalah menuju ke tangga tahta kencana

Bingung aku memperhatikan orang yang berjuang
kursi adalah segala-galanya,
untuk sukses, dengan coin menyelamatkan
bangsa yang tak kunjung pintar
mereka melangkah pasti

Aku melihat mereka terbawa arus ambisi dengan baju demokrasi
Direlakan kecelakaan hidup demi keselamatan masa depan
Air di tangan dia tumpahkan
Demi menampung hujan mimpi yang masih teka teki

Aku mendengar orang-orang yang hanya punya mulut dan lidah
menyemai biji janji di tanah yang bingung
Aku mendengar anak gembala menasehati tuannya
Aku melihat orang rakus membagi-bagi uang kepada yang tergadai harga dirinya
Aku menonton orang lumpuh mengajar tupai berlari

Bingung
Bingung
Bingung aku dengan sejuta pelangi tanya
Mau dibawa kemana biduk bocor ini oleh gembala yang tak pandai berenang
Kenapa angin yang bening tak mau menjawab
pohon yang menari tak mau bersuara
menyapa,
menyapa aku yang terporosok
dalam kabut bingung yang kusut

( Kuok, 160903)




0 Comments: